How to enjoy Paris like a local. Do these 10 things !

Paris itu mimpi yang menjadi kenyataan. Paris itu cita-cita. Paris itu kota sejuta kenangan romantis, tempat saya dan suami mendewasakan diri. Paris itu tempat saya belajar tentang hidup, perbedaan, menghargai sesama manusia. Paris itu cinta yang jauh di mata, dekat di hati.

Sejak tahun 1998, waktu itu saya masih kelas satu SMA, saya mulai belajar bahasa Prancis, berkenalan dengan budaya, makanan dan sejarahnya. Sejak itu juga, terpendam cita-cita, saya akan sekolah di Paris suatu hari nanti. Sembilan tahun kemudian, Tuhan mengabulkan cita-cita saya, malah ditambah bonus, dapet anak selagi saya menyelesaikan master di sana.

3,5 tahun tentunya belum cukup untuk mengeksplorasi Paris sampai di setiap sudut kota. Menuliskan 10 hal yang tidak boleh dilewatkan di Paris rasanya belum bisa mewakili segala sisi lainnya tentang Paris. Banyak sekali yang bisa ditambahkan untuk memperpanjang daftar ini. Saya sengaja melewatkan Eiffel, Disneyland, Champs Élysée, Notre Dame, ataupun Louvre, tempat-tempat yang sudah terlalu populer. Gantinya, saya coba menyusun daftar 10 hal ini yang menurut saya Paris banget. Kenapa ? Karena 10 hal ini yang mengingatkan saya pada Paris. Se-simple itu. Urutan nomer di sini bukanlah berdasarkan ranking atau prioritas, tetapi sekedar penanda saja.

Beberapa foto-foto di bawah saya ambil dari sumber lain, tetap diberikan credit. Foto-foto lama saya tercercer, tidak tersusun dengan baik. Jadi ribet sendiri nyarinya 😀

1. Menyusuri sungai Seine

Sungai seine, salah satu sisi romantisme di Paris. Sempatkanlah berjalan-jalan atau sekedar duduk-duduk menyusuri sungai Seine. Lewati pont des arts atau yang dikenal dengan sebutan jembatan cinta.

pontdesarts
Pont des arts, jembatan cinta. (Sumber foto : http://www.culturebox.francetvinfo.fr)

Sebelumnya di jembatan ini terkenal dengan tempat pasangan menambatkan gembok cinta mereka. Namun, demi alasan keamanan, karena jumlah gembok yang semakin banyak dan menjadi beban berlebihan untuk jembatan, gembok-gembok ini dipindahkan. Hilangnya gembok-gembok itu tentu tidak mengurangi kecantikan tempat ini. Duduk santai, melihat orang lalu lalang, orang yang melukis dan kapal-kapal yang melintas di bawah jembatan.

Kalau budget berlebih, sempatkan naik perahu bateau mouches. Perahu ini akan membawa menyusuri sungai Seine sambil melewati monumen-monumen bersejarah di paris.

2. Menikmati kopi, teh, atau coklat di café pinggir jalan

Belum ke paris kalau belum duduk-duduk di café pinggir jalan. Lupakanlah para pelayan café yang mungkin beberapa diantaranya terkesan jutek. Nikmatilah minumannya, pemandangan sekitar, dan waktu berbincang yang dihabiskan bersama teman atau orang-orang terkasih. Orang prancis hobi menghabiskan waktu berbincang tentang apa saja, sembil menyesap kopi, teh atau coklat panas. Minumannya hanya secangkir kecil, ngobrolnya bisa berjam-jam.

Seperti duduk-duduk menikmati coklat panas di café deux magots ini misalnya. Café deux magots sangat populer di Paris sebagai tempat nongkrongnya kaum elit dan intelektual, sebut saja Simone de Beauvoir, Jean Paul Sartre, Ernest Hemingway, Albert Camus dan masih banyak lagi. Terletak di distrik Saint Germain des Prés, café deux magots ini terkenal dengan hot chocolate nya, bahkan memiliki reputasi coklat panas terbaik se-Paris. Silakan dicoba ! 🙂

3. Naik metro

Layaknya kota-kota Eropa lainnya, transportasi di Paris sangat mudah. Selain bus, tram, tentunya ada kereta bawah tanah yang akrab disebut metro. Paris dihubungkan oleh 14 line metro ke seluruh distrik. Sayang, metro dan stasiunnya kini memiliki reputasi buruk, akibat bau pesing, copet, pengemis dan sedikit kotor. Ditambah lagi banyak tangga dan minim eskalator menambah beban bagi kaum difabel dan penumpang yang membawa stroller dan koper. Dijamin kurus seharian naik turun metro dengan stroller, apalagi sambil ngangkut koper. 😀

Meskipun begitu, naik metro adalah salah satu yang tidak boleh dilewatkan di Paris. Coba perhatikan, antara satu stasiun dengan satu stasiun lainnya memiliki ciri khas yang unik. Jangan lewatkan juga berfoto di stasiun ! 🙂

4. Menjajal Boulangerie & Patisserie

Baguette, maccaron, eclairs, tarts….nyummmm. Cobalah mampir ke boulangerie & patisserie yang tersebar hampir di setiap ruas jalan kota Paris. Saran saya, bangun pagi-pagi dan datang ke boulangerie sekitar pukul 7 dan nikmati roti panas dengan aroma harum roti yang baru masak. Hhmmm saya jadi rindu wangi yang menyeruak dari dapur.

Biasanya boulangerie sudah buka sejak pukul 7 pagi, bahkan ada yang sudah buka sejak pukul 6 pagi. Aneka baguette sudah siap di keranjangnya, begitupun dengan croissant, pain au chocolat, viennoiseries, dan jenis roti manis lainnya. Anda termasuk orang yang beruntung bisa merasakan roti panas fresh from the oven di pagi hari. 

Beberapa boulangerie terkenal di Paris, di antaranya Blé Sucré, Dominique Saibon, Maison Julien, Le Grenier à Pain, dan masih banyak lagi. Sengaja tidak saya sebutkan Paul dan Eric Kayser karena di Jakarta pun sudah ada beberapa cabangnya. Bedanya apa dengan yang di Jakarta ? Ya bedalah, di Paris tentunya lebih banyak pilihan dan rasanya otentik ! 🙂

5. Main ke parc atau jardin

Mau jalan-jalan murah meriah, main saja ke jardin. Jardin, atau kebun dalam bahasa indonesia, banyak sekali dijumpai di Paris. Gak tanggung-tanggung, satu taman itu luasnya bisa mencapai puluhan hektar. Di jardin, Anda bisa piknik, taman berlari yang menyenangkan untuk anak-anak, leyeh-leyeh baca buku atau bahkan tidur siang.

Ada beberapa parc atau jardin yang memang memiliki arena bermain untuk anak-anak, misalnya : jardin d’acclimatation dan parc la villette. Parc dan jardin yang cukup populer di Paris dan terletak di tengah kota dekat pusat keramaian, di antaranya : jardin des tuileries, jardin du luxembourg, parc buttes chaumont. Yang terakhir ini tempat saya melipir dulu waktu lagi galau atau sekedar refreshing.

Main ke parc atau jardin sangat menyenangkan, tak perlu jauh-jauh ke Disneyland. Kalau hanya ingin menikmati Paris, cukup main di sini. Murah, meriah, dan bahagia karena tak perlu mengantri panjang.

jardin-du-luxembourg
Teras jardin du luxembourg (Sumber foto : http://www.thehistoryhub.com)

6. Melintasi kawasan Odéon dan Saint Michel

Ini adalah kawasan favorit saya. Odéon dan Saint Michel terletak berdekatan dalam satu kawasan. Semua serba ada. Berbagai pilihan restoran, café, cinema, teater, brasserie, tempat belanja sampai toko buku terkenal ada di sini. Kawasan yang lebih dikenal sebagai quartier latin atau latin quarter ini seolah tidak pernah tidur. Cobalah eksplor gang-gang sempit di Saint Michel yang kanan kiri nya dipenuhi café, restoran dan bar. Mau coba makanan khas apa saja ada di sini.

image
Saint Germain des Prés, Odéon dan Saint Michel (Sumber foto : http://www.timeout.com)
quartier-latin-13
Salah satu gang di Quartier Latin (Sumber foto : http://www.hotel-r.net)

Salah satu café tertua di dunia juga terletak di sini. Café Le precope didirikan tahun 1686. Memiliki gaya bangunan abad ke-18, saya taksir nongkrong di situ butuh budget yang cukup besar. Karena itulah sampai sekarang pun saya hanya sanggup foto-foto di depannya saja. Haha

7. Nonton festival dan pertunjukkan seni. 

Paris kaya sekali dengan beragam perayaan dan festival. Di setiap musim selalu ada saja perayaan dan festival menarik yang bisa dinikmati, dari yang gratis sampai berbayar. Segala hal tentang festival di Paris bisa diintip di sini. Selain daftar event dan festival, di website itu juga terdapat info atraksi wisata, hotel, tempat makan, tempat shopping, dan sebagainya.

Beberapa perayaan terkenal di prancis, misalnya : bastille day tanggal 14 Juli, fête de la musique (pesta musik) di bulan Juni, dan la nuit des musées (night at museum) sekitar bulan mei. Ketiga event ini bisa dinikmati gratis.

fete-de-la-musique-par-nicolas-vigier-domaine-public
Pertunjukkan jalanan di festival fête de la musique (sumber foto : http://www.fetedelamusique.culturecommunication.gouv.fr)

Kalau gak mau nanggung dan budget juga memadai, pertunjukkan kabaret tentulah tak boleh dilewatkan. Tempat terkenal pertunjukkan kabaret ada di Lido dan Moulin Rouge. Karena keterbatasan budget pun, sampai sekarang saya belum pernah nonton kabaret di Paris. Jadi gak usah sedih juga kalaupun belum pernah. 😀

8. Ke museum

Sejak di Paris, saya jadi rajin datang ke museum. Padahal sebelumnya hamir gak pernah kalau bukan karena tugas sekolah. Museum di Paris keren-keren dan terawat. Ya iyalah. Lupakan museum Louvre dan Versailles. Coba datang ke museum Catacombe, makam bawah tanah yang berisi ratusan tulang belulang manusia. Kini tempat itu menjadi museum dan kerap dikunjungi para turis lokal maupun mancanegara. Tempat ini tentunya seru bagi petualang dan pecinta misteri.

catacombs-of-paris-skip-the-line-tickets-and-tour_standard-20437
Salah satu sisi makam bawah tanah Catacombes (sumber foto : http://www.musement.com)

Untuk pecinta seni kontemporer, bisa datang ke museum Centre de Pompidou. Selain museum, di tempat ini juga terdapat perpustakaan dan pusat penelitian musik dan akustik. Konstruksi bangunan gedung ini berbeda dengan bangunan museum di Paris pada umumnya yang bergaya klasik Eropa. Jadi, kalaupun tidak sempat atau tidak tertarik untuk masuk ke dalam, foto-foto di luarnya saja sangat saya rekomendasikan ! 🙂

centre_georges-pompidou_2007
Tampak luar Centre de Pompidou (sumber foto : http://www.wikiwand.com)

9. Dilukis di Montmartre

Kawasan Montmartre juga menjadi salah satu kawasan favorit saya. Pernah bermimpi suatu saat saya punya rumah di kawasan ini. Eh mimpi boleh loh yah :). Terletak di atas lembah, kawasan ini memiliki area tempat berkumpul para pelukis jalanan. Di sinilah dulu, tempat Picasso menorehkan kuas di atas kanvas sehingga menghasilkan karya-karya fenomenal.

Sampai saat ini, kawasan ini masih dipadati oleh para seniman jalanan, bahkan semakin banyak jumlahnya. Pemerintah kota Paris mengantisipasi dengan mendaftar dan menyeleksi seniman yang boleh bekerja di kawasan ini. Para seniman di sini bisa menjajakan lukisan hasil karyanya atau menawarkan turis-turis yang lewat untuk dilukis dengan gaya siluet, karikatur, atau potret. Harganya bervariasi dan bisa ditawar.

place-du-tertre-portraits-630x405-c-otcp-marc-bertrand-i-161-43
Salah satu sisi kawasan Montmartre tempat pelukis jalanan berkumpul (sumber foto : http://www.parisinfo.com)

Di tempat ini pula terdapat gereja tua terkenal, Sacre Coeur. Di pelataran gereja biasanya banyak turis duduk-duduk sambil diiringi musik dari pemusik jalanan dan memandangi indahnya pemandangan kota Paris dari atas lembah.

10. Cuci mata di kawasan Le Marais

Bagi pecinta fashion, tentunya kawasan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja. Terkenal sebagai the best shopping neighborhood di Paris, kawasan ini menjadi kawasan fashionable, surga bagi restoran fancy dan trendy, butik-butik dari ready to wear sampai haute couture, dan galeri lainnya yang tidak kalah cool. Mau sekedar cuci mata bisa, belanja silakaan, borong juga boleeeeh. Mumpung di paris loh. Untuk sontekan butik apa saja yang direkomendasikan, silakan intip di sini atau googling sendiri juga boleh.

Masih kurang dengan kesepuluh hal ini ? Tenang saja, masih seabrek hal-hal menarik lainnya yang bisa dilakukan di Paris. Paris memang tidak pernah membuat pengunjungnya merasa bosan atau mati gaya.

Happy plesiran ! 🙂

3 thoughts on “How to enjoy Paris like a local. Do these 10 things !

  1. Ada tips ampuh ga mbak utk avoid copet, pengalaman 2x ke Paris membuat istri trauma pergi kesana 😅 jd ga enjoy menikmati kota

    Like

    1. Sebaiknya jangan bawa cash terlalu banyak. Gunakan kartu kredit saja. Fotokopi atau simpan soft copy semua passpor, kartu kredit dan kartu identitas lainnya. Kalau bisa passpor tidak usah dibawa jalan2, letakkan saja di koper yang dikunci. Bawa fotokopi atau soft copy passpor nya saja. Selebihnya jaga tas beserta isi nya baik2 dan berdoa 🙂

      Like

Leave a comment